Galat basis data WordPress: [Table 'tamacokelat_db.db_gdformforms' doesn't exist]
SELECT id,Name FROM db_gdformforms

admin | Tama Cokelat
0 Item
Potret Kemeriahan Pesta Cokelat Terbesar Indonesia di Garut

Potret Kemeriahan Pesta Cokelat Terbesar Indonesia di Garut

Liputan6.com, Garut CEO PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumilar nampak sumringah dengan dandanan yang sudah dicemongin cokelat. Dia menyiramkan cokelat cair kepada pengunjung asal Garut, Jawa Barat, yang berhasil meraih dooprize hiburan ke Malang tiga hari tiga malam.

Untuk memeriahkan acara Choconation 2019, sebagi pengunjung tanpa ragu membalur dan membasahi tubuhnya dengan cokelat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Selama festival cokelat berlangsung, antusias pengunjung cukup tinggi. Mereka terutama kaula muda tanpa ragu membalur dan membasahi seluruh nggota tubuhnya dengan cokelat, namun mereka tetap asik menikmati Choconation 2019.

Para pengunjung lawas alias usia tua nampak semangt mengikuti gelaran Garut Choconation 2019 (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak hanya generasi milenial yang menikmati festival cokelat terbesar tanah air itu. Para pengunjung lawas alias usia tua pun, nampak semangt mengikuti gelaran Garut Choconation 2019. Bagi mereka kegiatan menyantap cokelat, seakan membuka memori lama akan kesukaan menikmati makanan khas dari Brazil ini.

Nampak para pengunjung tengah asik berjoget ria mengikuti hiburan dance yang diselenggarakan panitia (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Selain menikmati pesta makan dan lumeran cokelat sepuasnya, para pengunjung ragam usia yang datang ke lokasi festival cokelat, nampak asik berjoget ria mengikuti hiburan dance yang diselenggarakan panitia. Meskipun kostum mereka blepotan cokelat, namun hal itu tidak mengurangi keceriaannya.

Nampak salah satu pengunjung sengaja meminta difoto bersama CEO PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Meskipun pesta belum usai, namun kekaguman pengunjung pada pemilik Chocodot tak terhindarkan. Nampak salah satu pengunjung sengaja meminta difoto bersama CEO PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar. Kinerja perusahaan ini terus meningkat drastis selama satu dekade terakhir. Ratusan merk coklat dengan berbagai rasa dihasilkan dari produk yang awalnya hanya usaha rumahan tersebut.

sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3891828/potret-kemeriahan-pesta-cokelat-terbesar-indonesia-di-garut

Mimpi Kiki Gumelar Mencokelatkan Indonesia

Mimpi Kiki Gumelar Mencokelatkan Indonesia

Liputan6.com, Garut – Kiprah panganan cokelat dodol (Chocodot) asal Garut, Jawa Barat ini memang terus berkibar. Berasal dari rintisan usaha kecil menengah (UKM) skala rumahan, produk cokelat ini terus berkembang mengepakan sayap hingga luar pulau Jawa, bahkan luar negeri.

Mimpinya mencokelatkan makanan khas Garut dan Indonesia, tengah dirintis dalam rencana Kiki Gumelar (38) saat ini. Bahkan pengusaha muda asal kota intan ini, berhasrat  mampu menghasilkan produk cokelat, sebagai bahan makanan khas kota-kabupaten di Indonesia, oleh-oleh khas setempat.

“Modal uang itu bukan segalanya, tapi yang mahal itu ide dan inovasi, intinya coba dulu berusaha jangan banyak mikir,” ujar dia sambil tersenyum, membuka obrolan hangatnya dengan Liputan6.com di kantor pusat PT Tama Cokelat Indonesia, Garut, beberapa waktu lalu.

Menggunakan stelan jas hitam, plus kaos oblong di dalamnya. Dandanan necis Kiki memang seolah menunjukan semangat usaha, generasi muda milenial saat ini.

Saat pertama kali memasuki ruangan kerjanya, sebuah tulisan besar ‘Chocolate, Travel, Dreams, Chocodot World the Office’, langsung menjadi tagline utama, di ruangan yang dibalut dengan mayoritas serba cokelat tersebut.

Tak ketinggalan deretan prestasi dan penghargaan berlabel nasional yang berhasil ia sabet, nampak tertata rapi seolah menjadi pendamping setia, di ruang kreasinya yang mungil dan bersih tersebut.

Menurutnya, kesuksesannya selama ini merupakan karunia terbesar Tuhan, sebagai ganjaran dari setiap ide gila dan perjuangannya selama ini, dalam membesarkan Chocodot, sebagai makanan khas baru warga Garut.

Meskipun usahanya mulai banyak dijiplak, namun dalam obrolan ringan dan hangat tiga hari yang lalu, ia tak pelit berbagi pengalaman mengenai awal mula rintisan Chocodot dimulai.

Sedih, pedih hingga sukses seperti saat ini, ia sampaikan tanpa beban sambil disisipi guyon dan banyolan khas sunda, hingga banyak pesan dan motivasi bagi generasi muda untuk dicontoh.

Merangkak dari Dasar

Deretan produk Chocodot di salah satu gerai mereka di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Menurut Kiki, rintisan Chocodot berawal dari hobi masa kecil yang doyan cokelat. Beruntung dari hobi itu, ternyata dia memiliki bakat alami mengolah cokelat secara otodidak, menjadi produk makanan enak nan lezat.

“Saya ada teknik terbaru juga mengolah cokelat, saya juga pernah menjadi konsultan cokelat di salah satu perusahaan di Bekasi,” ungkap Kiki.

Saat itu, niatan membuka usaha secara mandiri muncul saat menjadi kepala cabang perusahaan di Yogyakarta pada 2009 silam. Di provinsi istimewa itu, minat masyarakat terhadap panganan cokelat cukup tinggi.

“Kebetulan mamah membawakan oleh-oleh dodol, pas lagi ngolah cokelat, eh salah satu dodolnya masuk ke dalam adonan cokelat, kok enak ya,” ujar dia sambil tersenyum lebar, mengenang awal mula kolaburasi cokelat dan dodol dipadukan.

Gayung bersambut, rencana itu mendapat sokongan keluarga terutama Yusuf, paman sekaligus orang pertama yang selalu mengompori Kiki untuk membuat produk cokelat dodol.

“Namanya saat itu ada dua pilihan Chocodot dan chocodol, tapi dua duanya sudah kita kita daftarkan ke HAKI,” ujar dia.

Akhirnya, dengan modal pas-pasaran sokongan keuangan keluarga sebesar Rp 17 juta, Kiki memberanikan diri untuk membuka sebuah gerai Chocodot di jalan babakan Selawi, saat itu. “Itu sebenarnya modal buat kuliah adik saya, saya pinjam dulu ke mamah,” ujarnya sambil tersenyum.

Agar produknya cepat menyebar, berbagai even pameran tanpa malu dan ragu, ia ikuti dari satu tempat ke tempat lainya dengan penuh semangat, hingga akhirnya produk mereka mulai mendapat perhatian masyarakat.

“Saya bersyukur pas pertama ikut pameran dagang, produk kita habis semua, ini mungkin petunjuk produk kita disukai,” ujarnya.

Dasar milik tidak jauh ke mana, di sela-sela salah satu pameran yang tengah diikuti, Kiki mengaku kedatangan seorang pengunjung emak-emak dari Jakarta.

Ia nampak tertarik mencicipi produk chocodot dan merekomendasikannya, sekaligus mengajak ikut pameran di JCC Jakarta secara gratis.

“Ternyata di sana (JCC Jakarta) juga responnya bagus sekali, kita kaget sekaligus bersyukur,” kata dia.

Dari situlah, awal mula produk chocodot akhirnya berkembang. Jika awal mula produksi cokelat hanya 20 kilogram per hari, saat ini di pabriknya yang terletak di jalan otista, Taogong Kaler, Garut, produksi mencapai 1 ton lebih per hari. “Ada sekitar ratusan produk cokelat yang kami produksi,” ujarnya.

Kaya Ide dan Inovatif

Salah satu sudut pemandangan di museum cokelat PT Tama Cokelat Indoesia di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Sejak pertama kali dirintis 2009 lalu, kehadiran produk Chocodot seolah memberikan alternatif belanja oleh-oleh Garut. Selain kemasan yang nyeleneh dan unik, juga rasa yang ditawarkan selalu up to date alias kekinian mengikuti selera pasar, terutama segmen utama kaula muda.

“Dulu pertama kali launching ada sekitar 25 rasa yang kita jual, mulai cokelat rasa pedas, cokelat rasa galau dan lainnya,” ujar Kiki mengenang awal rintisan pertama saat menjajakan barang dagangannya di kota Garut.

Namun bukan Kiki namanya jika hanya puas dengan satu produk, ia terus berinovasi dengan tampilan kemasan chocodot yang semakin ciamik, termasuk peningkatan kualitas rasa cokelat yang terus berevolusi.

“Pokonya ada ide dan gagasan, saya langsung terapkan, jangan pernah takut mencoba,” ujar dia mengingatkan generasi muda.

Ia tak sungkan mencontohkan beberapa produk chocodot yang kurang sukses di pasaran, meskipun memiliki rasa unik dan khas. “Dulu ada cokelat rasa peuyeum, ada cokelat rasa bandek, bajigur, bahkan cokelat rasa abon, kurang diminati pasar, ya bagaimana lagi, tapi kita sudah mencoba,” ujar Kiki menerangkan.

Waktu pun berputar, produk chocodot yang awalnya hanya puluhan, kini sudah mencapai 350 varian rasa dengan kemasan semakin kece dan menarik. Tak ayal penghargaan IKM Ovop Bintang 5, berhasil disabet tahun lalu.

Capaian ini terasa istimewa, sebab penghargaan tertinggi dari pemerintah untuk produk khas dalam negeri itu, diperoleh tepat beberapa bulan menyambut pesta ’10 magical years’, menandai 10 tahun kiprah mereka di belantika industri panganan khas cokelat dalam negeri.

“Alhamdulillah itu berkat kerjasama semua pihak, atas capain kami selama ini membangun negeri,” kata dia.

Menurut Kiki, diraihnya predikat IKM OVOP (one village one product) bintang lima yang langsung diserahkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat itu, merupakan kerja keras semua bagian di PT Tama Coklet Indonesia.

Bahkan sebagai bentuk eksistensi perusahaan, festival Choconation yang merupakan pesta terbesar se tanah air, sudah menjadi agenda wajib perusahaan sejak tiga tahun terakhir.

Rencananya kegiatan itu bakal dijadikan agenda tahunan kalender wisata Indonesia dibawah koordinasi Kementerian Pariwisata, mulai tahun depan.

Kini seiring berjalannya waktu, bagi anda yang belum sempat ke Garut, jaringan galery Chocodot telah menyebar di Bali, Jogjakarta, Jakarta, dan Bandung. “Kita sudah melakukan eksport juga ke India,” kata dia.

Kiki bersyukur, meskipun produk chocodot terbilang lokal, namun soal kualitas boleh diadu. Tak ayal dengan penghargaa itu, perusahaannya mendapatkan kemudahan dari pemerintah dalam mendistribusikan produk hingga mancanegara.

“Kita dua kali ikut pameran coklat dunia di Paris, Perancis, kemudian pameran agricultura di Maroko, Korea Selatan, hingga Hongkong,” papar Kiki bangga menjelaskan kemudahan produknya menjelajah dunia.

 

Wisata Edukasi Cokelat

Museum cokelat milik PT Tama Cokelat Indonesia di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Selain puluhan gerai yang tersebar di Garut dan luar kota, Kiki pun membuat terobosan membangun museum cokelat kelas dunia di Garut. Meskipun sejak lama Garut dikenal sebagai kota dodol, namun kehadiran museum ini bak oase bagi pengunjung yang datang.

Mereka bisa menyaksikan ragam produk cokelat dengan kemasan uniknya di sana. Termasuk menyaksikan cara mengolah cokelat, sambil mengetahui pengetahuan sejarah cokelat dunia hingga sampai di Garut. “Tentu mereka bisa belanja sepuasanya di sana,” ujar Kiki.

Chocodot World, demikian nama museum itu merupakan salah satu museum cokelat terbesar tanah air, dan satu-satunya di Jawa Barat saat ini. Kiki menyatakan, kehadiran museum itu diharapakan menjadi alternatif menarik hiburan keluarga.

Di sana, pengunjung bakal mendapatkan informasi seputar cokelat dunia, termasuk perjalannya sampai hingga kota Garut. “Garut itu adalah kota pertama di Indonesia dibangunnya pabrik cokelat terbesar di tanah air,” ujar dia.

Tidak hanya itu, untuk memanjakan mata pengunjung, pengelola museum sengaja membuat satu bangunan replika Candi Cangkuang berukuran raksasa setinggi tiga meter, berbahan dasar Cokelat.

Replika ini memang cukup unik, selain pengerjaannya yang harus telaten, juga replika candi berbahan 1,7 ton cokelat itu bisa dijadikan spot selfi keluarga sambil berlanja di sana.

Tidak hanya itu, di atas bangunan seluas 1.000 meter persegi itu, ada beberapa replika lain, seperti domba Garut, patung, dan lain-lain, yang seluruhnya terbuat dari cokelat.

 

Semangat Kolaborasi

Keceriaan peserta choconation 3 di festival tahunan chocodot di Garut beberapa waktu lalu (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Selain hobi cokelat, kegemarannya traveling ke berbagai kota dan daerah di Indonesia, termasuk luar negeri, membawa berkah tersendiri bagi dia. “Saya dari setahun paling hanya tiga bulan di Garut, sisanya jalan-jalan cari ide dengan traveling,” ujar Kiki bangga.

Dari jalan-jalan itu, ia kerap menemukan ide makanan baru, untuk segera diaplikasikan saat kembali ke tanah kelahirannya di Garut.

“Kebetulan sekarang ada tim kretif khusus, jadi kita tinggal sampaikan,” ujarnya.

Menurutnya, keunikan dan kekhasan makanan Indonesia di tiap daerah, kerap menjadi inspirasi dalam setiap produk chocodot yang ia ciptakan. “Dulu ada chocodot rasa jogja, dan rasa daerah lainnya, ternyata responnya bagus,” kata dia.

Menurutnya, pola kemasan produk dengan menjiplak nama daerah atau kota lain, mampu menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus mengingatkan mereka agar tertarik menikmati produk olahannya. “Pengunjung kan bertanya ada produk chocodot nama daerahnya gak, dan lainnya,” ujar dia.

Namun bukan hanya itu, kecerdikan Kiki melihat potensi makanan khas Indonesia yang cukup beragam, menjadi inspirasi didirinya dalam menghasilkan produk baru yang enak dinikmati.

“Memang konsepanku berbeda, misal cokelat rasa kopi, atau rangginang rasa cokelat, banyak lah, lihat saja nanti,” kata dia.

Bahkan saat melakukan umroh bersama orang tua, Kiki sempat terlintas untuk mengkolaburasikan kurma, makanan khas arab, dengan cokelat. “Bagaimana kita buat cokelat kurma atau Cokor,” ujar dia sambil tersenyum riang.

Untuk itu, ia berharap ragam kekayaan makanan lokal Indonesia, bisa dikolaborasikan dengan cokelat menjadi oleh-oleh khas daerah setempat.

“Nanti kita buat cokelat rasa Makassar, cokelat rasa lainnya sesuai makanan khas daerahnya,” kata dia.

sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3902893/mimpi-kiki-gumelar-mencokelatkan-indonesia

5 Varian Baru Oleh-Oleh Khas Garut Bakal Semarakkan Lebaran

5 Varian Baru Oleh-Oleh Khas Garut Bakal Semarakkan Lebaran

Liputan6.com, Garut – Kurang dari dua pekan menjelang datangnya Idul Fitri 1440, PT Tama Cokelat Indonesia selaku induk perusahaan Cokelat Dodol alias Chocodot, asal Garut, Jawa Barat kembali meluncurkan varian oleh-oleh cemilan menarik.

Sebut saja Dodol Kukus, Kerupuk Dodol, Baso Dodol Instan, Cokelat Goyobod hingga sepasang Mata Lembu, cemilan dengan rasa manis berbahan dasar cokelet, siap memanjakan lidah, selama berlibur di kota Intan Garut.

Pemilik sekaligus kreator utama PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar mengatakan, datangnya lonjakan pengunjung selama liburan Idulfitri memang memberikan keberkahan tersendiri bagi Chocodot, termasuk seluruh otlet binaannya.

“Biasanya (omzet) naik 300 persen atau tiga kali lipat,” ujarnya di sela-sela buka bersama dengan komunitas, mitra binaan dan kalangan media di area Goal Gumelar, kawasan Paris Van Java, Garut, Rabu (22/5/2019) petang.

Sebagai salah satu dapur kreasi makanan enak dan lezat di Garut, pihaknya, ujar dia, terus berkreasi menghasilkan produk untuk melengkapi, ragam merk yang sudah ada saat ini. “Intinya kita buat seunik dan seenak mungkin yang orang lain belum buat,” ujar dia bangga.

Untuk liburan lebaran tahun ini, ada lima varian produk baru yang akan beredar di pasaran, untuk memanjakan lidah konsumen Chocodot yang sudah dikenal maniak fanatik cokelat tersebut. “Ada tiga varian kedodolan dan dua varian kecokelatan,” ujar Kiki.

Penggabungan kedua jenis makanan dodol dan cokelat ujar dia, merupakan ide kreatif Chocodotdengan memperhatikan tren makanan kekinian, yang tengah digandrungi konsumen. “Yang pasti kedodolan ini juga menggandeng beberapa UKM lokal yang menggeluti usaha dodol,” ujar dia.

Selain itu, inovasi yang dihasilkan, diharapkan memberikan warna berbeda terhadap pilihan yang akan dibeli pengunjung. “Kan Garut tidak hanya dikenal dodolnya saja, tetapi juga cokelatnya juga,” ujar dia.

Selain itu, peluncuran tersebut diharapkan memberikan respon positif bagi pasar produk makanan oleh-oleh khas Garut. “Semoga apa yang sudah saya ciptakan bisa dinikmati pendatang (tamu) dan masyarakat Garut,” kata dia.

Tiga Varian Kedodolan

Ragam dodol kukus buat cipta PT Tama Cokelat Indonesia asal Garut yang siap memanjakan belanjaan lebaran anda (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Dalam demo yang langsung diperagakan juru dapur produksi Chocodot, ada tiga varian produk dodol atau kedodolan yang diluncurkan.

Deni, salah satu juru racik Chocodot mengatakan, produk pertama yang akan diluncurkan yakni dodol kukus, penganan dengan bahan dasar utama dodol itu memberikan keunikan rasa tersendiri. “Produk ini pun ada turunannya, seperti rasa cheetar, ohleo, my love dan chocodot,” kata dia.

Untuk dodol kukus rasa cheetar, keunikannya terletak pada toping keju yang menutupi permukaan dodol kukus. “Topping kejunya itu yang akan membuat lidah menggeliat,” ujar dia mencoba pengunjung tengah menunggu berbuka puasa.

Kemudian ciri khas kukus rasa my love, terletak pada parutan serbuk cokelat yang khas ala Chocodot, yang dijamin bikin ketagihan. “Ini cocok untuk diberikan bagi mertua atau calon mertua agar cepat diresmikan, itu loh serbuk susu cokelat mantap,” kata dia.

Sementara keunikan kukus ohleo, terletak pada taburan permukaan dodol yang dibaluri biskuit mungil, sehingga tampilan dodol menjadi ciamik. “Saya jamin membuat anda makin so sweet deh dengan pasangannya setelah dibelikan my love ini,” ujar Deni kembali menggoda pengunjung milenial.

Sedangkan untuk kukus khusus chocodot, dodol yang disajikan mayoritas dibaluri dengan cokelat khas chocodot yang selama ini menjadi panganan utama produk PT Tama. “Silahkan anda mencoba mumpung ada promo diskon besar-besaran,” kata dia.

Produk lain yang tak kalah unik yakni krupuk dodol. Namanya juga sudah dodol, produk ini tentu memiliki cita rasa dodol dengan balutan makanan khas asal Garut tersebut.  “Yang jelas berbeda dengam produk lainnya, semakin mencoba makin ketagihan,” ujar dia.

Terakhir produk unik chocodot saat ini yakni bakso dodol instan. Produk ini memadukan dodol dengan bakso. “Ada dua varian yakni kuah original dan tomyam,” ujar Bagus, juru produk lainnya dari dapur Chocodot.

Menurut Bagus, perbedaan antara bakso dodol dengan bakso yang sudah beredar saat ini di pasaran, terletak pada sensasi kenyalnya. “Ayo sejak kapan anda merasakan bakso dodol? Silahkan segera mencoba,” pinta dia.

 

Dua Varian Kecokelatan

Produk Baso Dodol dan Krupuk Dodol buah kreasi Chocodot Garut siap memanjakan belanjaan oleh-oleh anda (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Sementara untuk varian kecokelatan, kudapan yang dihasilkan hanya dua produk yakni Cokelat Goyobod dan Sepasang Mata Lembu. “Kenapa kami pilih goyobod? Sebab ini makanan khas yang hanya ada di Garut,” ujar Deni, membuka pembicaraan saat menjelaskan di depan pengunjung.

Menurutnya, cokelat goyobod, memberikan rasa tersendiri. Produk ini memberikan kesan untuk mempertahanan rasa es goyobod dalam pangan cokelat Chocodot. “Goyobod itu terkenal manis, asin dan tentu legendaris buat masyarakat Garut,” kata dia.

Sehingga tanpa harus menunggu antre di sekitar Alun-Alun Garut yang selama ini dikenal sebagai lokasi mangkalnya penjual es goyobod, warga sudah bisa menikmati sensasi cokelat es goyobod.

“Ada sensasi tersendiri bagaimana merasakan sensasi makan cokelat tetapi ada nuasa es goyobodnya,” ujar dia.

Sementara produk kecokelatan kedua yang diluncurkan menjelang liburan panjang lebaran ini yakni sepasang mata lembu. Cemilan ini berbentuk cookies dengan rasa khas cokelat yang langsung lumer di lidah.

“Kenapa dinamakan mata lembu? Karena mata lembu mengajarkan rindu itu syahdu, sampaikan atau pendam dalam-dalam hingga karatan,” ujar dia menggoda anak muda yang memenuhi pelataran peluncuran produk Chocodot itu.

Selama masa promo berlangsung, Chocodot memberikan banyak potongan harga, sehingga memberikan banyak keuntungan bagi pengunjung. “Ayo yang mau merasakan sensasi produk kami, segera siapkan pesannya,” kata dia.

Tidak hanya itu, bagi mereka yang berencana menjadi agen resmi produk Chocodot, cukup menyiapkan deposit sebesar Rp 285 ribu, sudah mendapatkan produk Chocodot. “Jika tidak membeli produk kami dijamin uangnya tidak hangus,” kata dia.

 

Peluang Usaha

CEO PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar tengah menjelaskan berbagai produk chocodot yang akan menambah koleksi belanjaan ada pada lebaran tahun ini (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

 

Kiki menyatakan, semakin banyaknya produk Chocodot yang diedarkan ke pasaran, memberikan banyak keuntungan bagi mitra binaan. “Semakin banyak pula UKM yang menjadi mitra kami,” ujar dia.

Saat ini, outlet utama Chocodot sebanyak 7 titik, sementara mitra binaan atau took mitra yang menjual produk utama Chocodot ada sekitar 125 yang tersebar di seluruh kabupaten Garut. “Hampir seluruh outlet oleh-oleh kami masuki semua,” ujar dia.

Dengan semakin besarnya penetrasi pasar, Kiki berharap produk Chocodot bisa berkembang menjamah kawasan lain Indonesia, di luar pulau Jawa yang selama ini menjadi lahan garapan utama. “Permintaan banyak tetapi harus kita persiapan dengan matang,” ujar dia.

Menurut Kiki, selain mengenalkan produk cokelat lebih luas kepada masyarakat, hadirnya produk Chocodot dengan rasa dan kemasan yang unik, semakin menarik minat pengunjung datang ke Garut. “Secara langsung juga kan mengenalkan wisata kuliner asli Garut,” kata dia.

Ia berharap, di tangan para creator makanan oleh-oleh yang dimiliki PT Tama, bisa menghasilkan lebih banyak produk lain yang berkualitas, dengan harga terjangkau. “Yang jelas produk kami harus kreatif, unik, dan belum dibuat yang lain, itulah ciri khas kami,” ujar Kiki bangga.

Acara launching kemudian diakhiri buka bersama yang dipimpin ustaz Dudit. Para pengunjung yang telah mengincar produk baru Chocodot langsung menyerbu stand makanan yang telah disediakan.

 

sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3973938/5-varian-baru-oleh-oleh-khas-garut-bakal-semarakkan-lebaran